FENIL PROPANOID
FENIL
PROPANOID
1.
CIRI UMUM DAN TATA NAMA SENYAWA
FENIL PROPANOID
Fenil
propanoid merupakan senyawa fenol alam yang mempunyai cincin aromatik dengan
rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoid yang paling
tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan
bangunan dasar lignin. Senyawa fenil propanoid yang berasal dari turunan
sinamat berwujud kristal putih dan sedikit larut dalam air. Empat macam asam
hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu
asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat. Senyawa fenil propanoid merupakan
salah satu kelompok senyawa fenol utama yang berasal dari jalur shikimat.
Senyawa-senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari
cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai
karbon propana (C3).
Tidak ada tata nama yang spesifik untuk senyawa
turunan fenil propanoid karena penomorannya tidak selalu dari rantai
alifatiknya, yakni propane tetapi dapat juga berdasarkan kerangka
karboaromatiknya. Penomorannya dimulai berdasarkan gugus fungsi yang mengikuti.
2.
STRUKTUR DASAR FENIL PROPANOID
3.
KLASIFIKASI FENIL PROPANOID
Beberapa klasifikasi jenis senyawa
yang termasuk fenil propanoid yaitu:
1.
Turunan
sinamat
Asam
sinamat memiliki rumus kimia C6H5CHCHCOOH atau C9H8O2, berwujud
kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133°C serta
titik didih 300°C. Asam sinamat termasuk senyawa fenol yang dihasilkan dari
lintasan asam sikimat dan reaksi berikutnya. Bahan dasarnya adalah fenilalanin
dan tirosin sama seperti asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat. Keempat
senyawa tersebut penting bukan karena terdapat melimpah dalam bentuk tak
terikat (bebas), melainkan karena mereka diubah menjadi beberapa turunan di
samping protein. Turunannya termasuk fitoaleksin, kumarin, lignin, dan berbagai
flavonoid seperti antosianin. Diklasifikasi sebagai asam karboksilat tak jenuh,
ia terjadi secara alami pada sejumlah tanaman. Senyawa ini secara bebas larut
dalam pelarut-pelarut organik.Ia berada baik sebagai isomer cis maupun trans,
meskipun kemudian lebih umum.
2.
Turunan
kumarin
Kumarin
dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan gugus metil di
posisi C4 atau C6 membuat
inti kumarin lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti kumarin menjalani
reaksi halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami serangan
elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah
substituen metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung pada
posisi serangan. Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih
reaktif dari gugus metil di posisi C3 atau C5. Adapun struktur umum dari kumarin yaitu:
3.
Turunan
alilfenol
Senyawa-senyawa
alilfenol dan propenilfenol adalah dua jenis senyawa fenilpropanoida yang
berkaitan satu sama lainnya. Senyawa-senyawa ini umumnya ditemukan bersama-sama
dalam minyak atsiri dari tumbuhan umbeliferae atau tumbuhan lain yang digunakan
sebagai rempah-rempah.
4. REAKSI-REAKSI PADA SENYAWA FENIL
PROPANOID
Reaksi yang terjadi pada fenil
propanoid yaitu:
1.
Reaksi
esterifikasi
Reaksi
esterifikasi adalah reaksi perubahan dari suatu asam karboksilat atau turunan
karboksilat dan alcohol menjadi suatu ester.
2.
Reaksi
pada ikatan rangkap alifatik asam karboksilatnya
Asam
karbiksilat yang mengandung gugus karbonil atau ikatan rangkap karbon-karbon
jika direaksikan dengan hydrogen disertai pemberian katalis akan mengalami
reduksi selektif, yaitu yang mengalami reduksi hanyalah gugus karbonil dan/atau
ikatan rangkap karbon-karbon saja.
3.
Reduksi
pada posisi gugus karboksil dengan reduktor LiAlH
LiAlH
mereduksi asam karboksilat menjadi alkohol primer.
4.
Reaksi-reaksi
pada kumarin
(1). Reaksi reduksi kumarin dengan menggunakan
LiAlH4 menghasilkan suatu alcohol primer.
(2).
Reaksi adisi bromine menggunakan pelarut karbon tetraklorida.
(3).
Reaksi Diels-Alder yaitu reaksi antara senyawa karbonil tidak jenuh dengan
2,3-dimetil-1,3-butadiena yang merupakan diena terkonjugasi.
5.
Reaksi
Hidrolisis
·
Bila eter
didihkan dalam air yang mengandung asam terjadi hidrolisis yang menghasilkan
alkohol.
·
Hidrolisis
ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol sedangkan
dalam suasana basa menghasilkan garam karboksilat dan alkohol.
5. BIOSINTESIS SENYAWA FENIL PROPANOID
Perintis
senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam p-hidroksinamat, yang
juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan, senyawa ini dibuat
dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin, secara bergantian, dan
tersintesis melalui jalur asam sikimat.
Biosintesa
senyawa fenilpropanoida yang dari jalur shikimat pertama kali ditemukan dalam
mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam shikimat
pertama kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium religiosum dan
kemudian ditemukan dalam banyak tumbuhan. Pokok reaksi biosintesa dari jalur
shikimat adalah sebagai berikut: Pembentukan asam shikimat diawali dengan
kondensasi aldol antara eritrosa dan asam fosfoenol piruvat. Pada kondensasi
ini, gugus metilen (C=CH2) dari asam fosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil
dan mengadisi gugus karbonil C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom
karbon. Selanjutnya reaksi yang analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5
dehidrokuinat yang mempunyai lingkar sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi
asam shikimat.
Asam
sikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asam korismat
yang merupakan titik percabangan yang penting dalam biosintesis. Satu cabang
menghasilkan asam anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkan cabang
yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis terakhir dalam
rangkaian tersebut. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvat
terhadap asam shikimat. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan dua cara.
Pertama diproses dengan dehidrasi dan dekarboksilasi simultan sehingga
menghasilkan asam fenilpiruvat, yang bisa menghasilkan fenilalanin.Yang kedua
muncul dengan dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroski
fenilpiruvat, asal mula tirosin
1.Jalur biosintesa kumarin
Kumarin
adalah senyawa fenol yang pada umumnya berasal dari tumbuhan tinggi dan jarang
sekali ditemukan pada mikroorganisme. Penelitian mengenai biosintesa kumarin
pada beberapa jenis tumbuhan ternyata mendukung biosintesa ini. Walaupun
demikian, mekanisme dari sebagian besar tahap-tahap reaksi tersebut masih belum
jelas. Misalnya reaksi isomerisasi cis-trans dari asam orto hidroksikumarat
mungkin berlangsung dengan katalis enzim atau melalui proses fotokimia atau
suatu proses reduksi-dehidrogenasi yang beruntun. Tahap-tahap reaksi biosintesa
kumarin yang dimulai dari asam sinamat hingga terbentuknya kumarin adalah
sebagai berikut:
2. Jalur biosintesa alilfenol dan propenil
fenol
Senyawa-senyawa
alilfenol dan propenil fenol adalah dua jenis senyawa fenil propanoid yang
berkaitan satu sama lainnya. Senyawa-senyawa ini umumnya ditemukan bersama-sama
dalam minyak atsiri dari tumbuhan umbeliferae atau tumbuhan lain yang digunakan
sebagai rempah-rempah. Misalnya eugenol adalah komponen utama dari minyak
cengkeh dan miristin terdapat dalam minyak pala. Semua senyawa ini mempunyai
gugus hidroksil atau gugus ester pada C4, kadang-kadang
diikuti oleh gugus metoksil atau metilendioksida yang lain.
Hipotesis reaksi biosintesa dari turunan alilfenol
dan propenil fenol adalah sebagai berikut:
Pembentukan
turunan alilfenol dan propenil fenol pada prinsipnya adalah suatu reaksi
substitusi nukleofilik, dimana ion hidrida berlaku sebagai nukleofil. Hipotesis
ini telah didukung oleh percobaan mengenai biosintesa anetol dalam tumbuhan pimpinella
anisum.
6. ISOLASI FENIL PROPANOID DALAM
SUATU SPESIES
Isolasi kumarin dari biji pinang
Pinang
yang digunakan buahnya sebagai ramuan pemakan sirih dikenal dengan nama latin
Areca catechu L. Buah pinang mudah dikunyah dan airnya ditelan
untuk mengobati darah dalam air kencing. Jus pinang muda digunakan sebagai obat
luar untuk rabun bila diteteskan pada kornea, ditelan untuk demam, histeria,
dan disentri. Biji pinang muda bila dibuat jus dengan telur itik dan susu dapat
digunakan untuk peningkatan stamina lelaki. Abu pinang digunakan untuk mencuci
gigi, tetapi jika terlalu banyak akan merusak gigi. Jus pucuk pinang dan Euphorbia
linta digunakan tiga hari setelah bersalin. Akar pinang juga digunakan
untuk memperbanyak kencing dan mengobati sakit perut. Campuran daunnya
digunakan untuk memandikan anak-anak yang sering mengalami sakit perut. Serbuk
pinang bisa membuang cacing gelang. Pada penelitian ini akan dilaporkan
kandungan kumarin dari biji pinang sirih yang muda dengan cara maserasi dan karakterisasi
hasil dengan cara kimia, spektroskopi dan kromatografi. Berikut tahapan
isolasinya:
·
Persiapan
alat dan bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah seperangkat alat destilasi, rotary evaporator Heidolph WB
2000, Spektrometer Ultraviolet Secoman S1000 PC, Spektrometer IR (Perkin Elmer
FTIR 1600 series), Spektrometer 13C-NMR Bruker WP
pada 100 MHz, Spektrometer 1H-NMR Bruker WP
pada 500 MHz, Spektrometer Massa (Micromas VG 70-250S), Elemental analysis
apparatus, Fisher melting point apparatus, lampu UV λ = 254 dan 356 nm, corong
Buchner, kolom kromatografi dengan diameter 5,0 dengan panjang 48 cm, penangas
listrik, oven, pipa kapiler, kertas saring, plat KLT, alumunium foil, serta
perlatan gelas yang umum digunakan di laboratorium.
Sampel yang berupa biji pinang sirih yang masih
muda (Areca catechu L) diambil di Tanah Sirah Kalumbuk Kota Padang, dan
diidentifikasi di Herbarium Universitas Andalas Padang (ANDA) oleh Rusdi Tamin.
·
Ektraksi
dan fraksinasi
Sampel
kering biji pinang muda Areca catechu L. yang dimaserasi
dengan metanol. Dari 2,95 kg sampel kering biji pinang muda Areca
catechu L. yang dimaserasi dengan metanol didapatkan ekstrak pekat
sebanyak 511,36 g. Selanjutnya ekstrak pekat metanol tadi dilarutkan dalam
metanol : air (1 : 1) kemudian difraksinasi dengan pelarut etilasetat. Fraksi
etilasetat dipekatkan dengan rotary evaporator dan didapatkan ekstrak pekat
fraksi etil asetat sebanyak 75,75 g. Kemudian fraksi etilasetat dikromatografi
kolom sehingga didapatkan satu noda tunggal. Noda tunggal dimonitor dengan
kromatografi lapisan tipis dengan menggunakan pelarut n-heksan : aseton (4 : 6)
dan dilihat di bawah lampu UV.
·
Pemurnian
dan rekristalisasi
Pemurnian
dilakukan dengan menggunakan pelarut yang berbeda kelarutannya, yaitu EtOAc,
aseton dan MeOH. Ketiga fraksi ini dimonitor dengan KLT menggunakan pelarut
n-heksan : aseton (4 : 6). Hasil KLT dari fraksi aseton memperlihatkan noda
tunggal di bawah lampu UV sebagai penampak noda. Kemudian dilakukan
rekristalisasi terhadap fraksi aseton dengan menggunakan pelarut MeOH dan
Aseton, sehingga didapatkan kristal kumarin yang berwarna putih. Kristal
tersebut memiliki titik leleh 184 – 185°C dan Rf 0,60 dengan pelarut n-heksan :
aseton (4 : 6). Kristal murni yang didapat dilakukan analisa unsur, penarikan
spektrum ultraviolet, spektrum inframerah, spektrum massa, spektrum NMR baik 1H dan 13C. Karena
rekristalisasi terhadap fraksi aseton menggunakan pelarut MeOH dan Aseton,
sehingga didapatkan kristal kumarin yang berwarna putih.
·
Karakterisasi
Selanjutnya
karakterisasi senyawa golongan kumarin ini dilakukan dengan menggunakan
spektrometer UV-Vis Secomam S.1000. Spektrum UV yang dihasilkan oleh senyawa
kumarin hasil isolasi dengan pelarut MeOH memberikan 3 pita serapan maksimum
208,6 nm; 219,6 nm; dan 323,6 nm. Berdasarkan pengukuran serapan UV tersebut
dapat disarankan bahwa senyawa hasil isolasi termasuk dalam senyawa golongan
kumarin.
7. MANFAAT SENYAWA FENIL PROPANOID
Adapun beberapa manfaat dari senyawa fenil
propanoid yaitu sebagai berikut:
1. Tiga contoh senyawa fenil
propanoid yaitu sinamaldehida, eugenol dan apiel berperan penting dalam memberi
ciri bau-rasa dan bau khas berbagai jamu dan rempah-rempah yang berharga.
2. Sinamaldehida yang terkandung
pada kayu manis bermanfaat untuk menurunkan resiko stroke dan aterosklerosis.
3. Asam sinamat bisa berfungsi untuk
melindungi kulit dari sinar matahari karena senyawa ini dapat berpotensi
sebagai bahan kosmetik.
4. Lignan (gabungan antara dua fenil
propanoid melalui rantai samping alifatiknya) pada manusia digunakan secara
niaga sebagai antioksidan dalam makanan dengan berhasil baik, walaupun
terbatas. Sedangkan untuk tumbuhan lignan memberikan sumbangan pada penguatan
dinding sel.
5. Dalam beberapa jenis tumbuhan
paku yang mengandung senyawa fenil propanoid bisa digunakan sebagai obat
kanker.
6. Tanin (salah satu jenis senyawa
fenil propanoid yang terkandung dalam tumbuhan) bagi manusia berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan tumor, sedangkan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri
ialah sebagai pertahanan yaitu untuk mengusir hewan pemangsa tumbuhan.
7. Eugenol dan senyawa turunannya
memiliki berbagai manfaat dalam bidang industri, seperti industri farmasi,
kosmetik, makanan, minuman, rokok, pestisida nabati, perikanan, pertambangan,
kemasan aktif dan industri kimia lainnya.
8. Kumarin bermanfaat sebagai
antioksidan alami.
PERMASALAHAN ;
1. Pada turunan sinamat, Bahan dasarnya adalah fenilalanin dan tirosin
sama seperti asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat. Keempat senyawa
tersebut penting bukan karena terdapat melimpah dalam bentuk tak terikat
(bebas), mengapa demikian ?
2. Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan.
Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat.
Jelaskan tumbuhan apa saja yang mengandung senyawa tersebut ?
3. Bagaimanakah reaksi yang terjadi
pada senyawa fenil propanoid?
4. Mengapa Kumarin dan
turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif ?
5. Mengapa Turunan sinamat
sedikit larut dalam air ? jelaskan
An.MR
Saya Ayu Asmira (A1C116036) akan coba menjawab permasalahan nomor 4 :
BalasHapusberdasarkan artikel di atas, Keberadaan gugus metil di posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti kumarin menjalani reaksi halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan. Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil di posisi C3 atau C5.
baiklah saya akan menjawab permasalahan no 3:
BalasHapusReaksi yang terjadi pada fenil propanoid yaitu:
1. Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah reaksi perubahan dari suatu asam karboksilat atau turunan karboksilat dan alcohol menjadi suatu ester.
2. Reaksi pada ikatan rangkap alifatik asam karboksilatnya
Asam karbiksilat yang mengandung gugus karbonil atau ikatan rangkap karbon-karbon jika direaksikan dengan hydrogen disertai pemberian katalis akan mengalami reduksi selektif, yaitu yang mengalami reduksi hanyalah gugus karbonil dan/atau ikatan rangkap karbon-karbon saja.
3. Reduksi pada posisi gugus karboksil dengan reduktor LiAlH
LiAlH mereduksi asam karboksilat menjadi alkohol primer.
4. Reaksi-reaksi pada kumarin
Keterangan:
(1). Reaksi reduksi kumarin dengan menggunakan LiAlH4 menghasilkan suatu alcohol primer.
(2). Reaksi adisi bromine menggunakan pelarut karbon tetraklorida.
(3). Reaksi Diels-Alder yaitu reaksi antara senyawa karbonil tidak jenuh dengan 2,3-dimetil-1,3-butadiena yang merupakan diena terkonjugasi.
5. Reaksi Hidrolisis
• Bila eter didihkan dalam air yang mengandung asam terjadi hidrolisis yang menghasilkan alkohol.
• Hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol sedangkan dalam suasana basa menghasilkan garam karboksilat dan alkohol.
No 5
BalasHapusTurunan sinamat sedikit larut dalam air . Ketidakterbatasan ini sering disebut sebagai hidrofobik, atau “takut akan air.” ketidakterbatasiaan air mereka disebabkan oleh afinitas molekul air yang jauh lebih besar untuk molekul air lainnya daripada tolakan antara molekul lipida dan air.
Terimakasih
Saya akan menjawab no 3
BalasHapusReaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah reaksi perubahan dari suatu asam karboksilat atau turunan karboksilat dan alcohol menjadi suatu ester.
Reaksi pada ikatan rangkap alifatik asam karboksilatnya
Asam karbiksilat yang mengandung gugus karbonil atau ikatan rangkap karbon-karbon jika direaksikan dengan hydrogen disertai pemberian katalis akan mengalami reduksi selektif, yaitu yang mengalami reduksi hanyalah gugus karbonil dan/atau ikatan rangkap karbon-karbon saja.
Reduksi pada posisi gugus karboksil dengan reduktor LiAlH
LiAlH mereduksi asam karboksilat menjadi alkohol primer.
saya dhea ivontia akan menjawab permasalahan anda nomor 5
BalasHapusKumarin dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan gugus metil di posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti kumarin menjalani reaksi halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan. Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil di posisi C3 atau C5.